Jumat, 04 April 2014

Tokoh Penggerak Pembangunan Sumbar

Rp 7 Miliar Untuk Penguatan Tebing Batang Lembang Kota Solok

Pertumbuhan pembangunan infrastruktur di Sumatera Barat, khususnya dikaitkan dengan sarana dan prasarana jalan, jembatan dan irigasi sejak satu dekade belakangan tidak terlepas dari perjuangan Ir. Bachtul. Anggota Komisi III dalam kapasitasnya sebagai wakil rakyat di lembaga DPRD Sumbar ini dikenal selalu mengunjungi warga pada berbagai kegiatan kemasyarakatan. Tak ayal tokoh muda asal Solok itu   cukup familiar dengan warga. " Banyak yang telah dipejuangkan pak Bachtul untuk pembangunan di Solok. Segala pembangunan yang diperjuangkannya tidak bernuansa politik, tetapi lebih sebagai jawaban dari kepercayaan politik yang diamanahkan kepadanya," ucal Yutis  Malin Marajo, pemuka masyarakat nagari Koto Baru.
Bersama kerabatnya di komisi III DPRD Sumbar, termasuk Isral Jalinus ketika masih aktif di lembaga DPRD setempat, Bachtul telah membuat banyak perubahan di Kawasan Solok raya. Malin Marajo tidak menolak kenyataan bahwa jembatan Batu Kudo Koto Baru merupakan buah tangan Bachtul bersama Israr Jalinus, kemudian juga perbaikan irigasi Batang Lembang Kiri, pembanguna  kantor wali nagari dan kantor Camat Kubung.

Perbaikan irigasi Banda Laweh Sirukam yang menjadi nafas perekonomian masyarakat Payung Sekaki dan Bukit Sundi, pembanguna lapangan bola kaki Bukit Sileh dan perbaikan jalan serta perjuangan penerangan listrik PLMTH di Tigo Lurah juga menjadi catatan bagi warga Kabupaten Solok.Setidaknya Dt Bandaro Panjang di Sirukam mengaku bahwa Bachtul adalah penggerak pembangunan  di Sumatera Barat. “ Tidak di Solok saja, daerah lain  juga menjadi pemikiran anggota DPRD Sumbar itu supaya bagaimana masyarakat mencapai kesejahteraan,” kata Bandaro Panjang.
Sementara itu, Syafrizal, Warga Galanggang Batuang Kota Solok menyampaikan kegiatan proyek penguatan tebing Batang Lembang di kawasan pemukiman warga telah menjamin kenyamanan warga yang berdomisili di kawasan itu.  Syafrizal kepada Singgalang, belum lama ini, menyebutkan bahwa sebelumnya kondisi tebing di sepanjang bantaran sungai sudah sangat menghawatirkan. Kekhawatiran warga semakin tinggi  apabila banjir datang. Akibatnya,  tebing sungai terancam abrasi dan terban, karena kawasan tempat mereka bermukim menjadi  titik tumpuan air Batang Lembang. “  Alhamdulillah, keluh kami di dengar pak bachtul. Aspirasi kami diperjuangkan, sehingga mendapat bantuan perbaikan dengan batu baranjong Rp 700 juta. Kami sekarang lega karena pemasangan Batu Beronjong dibiayai dengan  i APBD Provinsi Sumbar, “ kata Syafrizal.


Tidak hanya itu, Bachtul pada tahun anggaran 2014 ini juga berhasil mendapatkan program penguatan tebing sebesar Rp 7 miliar. Proyek yang bersumber dcari dari APBD Provinsi Sumbar  membuat  masyarakat kota Solok  semakin bebas dari ancaman banjir. Bahkan lokasi proyek  menjadi multifungsi, karena selain penguatan tebing Batang Lembang, sekaligus diproyeksikan sebagai  prasarana olahraga jalan kaki. " Dengan penguatan tebing, nanti sepanjang bibir sungai akan menjadi taman rekreasi sekaligus. Di area itu juga akan dikembangkan jalan wisata dan menjadi taman kota," kata  Bachtul ketika meninjau lokasi proyek penguatan Batang Lembang tersebut, Jum'at pekan lalu.
Anggota Komisi III DPRD Sumbar itu berkepentingan meninjau lokasi Kegiatan penguatan sungai dimaksud lantaran pihaknya berjuang keras agar dialokasikan dana sebanyak  Rp 7 miliar melalui APBD Sumbar. Dalam proyeksinya, sepanjang tepi sungai antara Jembatan lapangan merdeka sampai ke Jembatan Batik akan dibuka jalan setapak permanen untuk kawasan rekreasi dan olahraga.  Bachtul mengaku akan memperjuangkan aspirasi masyarakat yang menurutnya perlu diprioritaskan. " Program penguatan tebing Batang Lembang akan mendukung penataan  Taman Hutan Kota Solok." Ucap Bachtul menyudahi******

Jalan Baru Bayang-Sijunjung Menumbuhkan Kantong-Kantong Perekonomian Baru.

Pembukaan jalan raya antara Bayang Pesisir Selatan dengan Alahan Panjang Kab. Solok dan Sijunjung menjadi obsesi besar bagi anggota DPRD Sumbar Ir. Bachtul. Fungsi jalan tersebut selain memberi dampak enonomi yang tinggi, sekaligus membuka keterolasian sejumlah nagari yang terkugkung oleh geografis yang sulit. " Selanin harus membuka badan jalan jalan, untuk mewujudkan program ini ada sejumlah jembatan yang harus disiapkan pula," ucap Bachtul menjawab Singgalang soal visinya terhadap kebutuhan daerah daerah pingir di Pessel, Solok dan Sijunjung.
Obsesi besar yang tengah mengisi memori pikirannya tidak sebatas impian kosong. Bahkan anggota Komisi III ini menampik keras kalau ia sedang berhalusinasi dihadapan rakyat, karena usaha usaha untuk mewujudkan jalur yang menjadi dambakan masyarakat itu telah dimulainya berkali-kali.
Bersama anggota Komisi III lainnya, termasuk mantan anggota DPRD Sumbar Isral Jalinus, ST, wacana pembukaan jalan baru ini kerap dibahas dalam sidang-sidang Komisi di DPRD Sumbar. Bersama instansi terkait, anggota Komisi III yang kala itu masih bersama Israr Jalinus, Bachtul, M. Nurnas, M. Tauhid  dan yang lainnya,  selalu ngotot  agar pembukaan jalan baru ini  diwujudkan.

Untuk memikirkan rakyat, tegas Bachtul, warga harus diberi ruang gerak ekonomi yang lebih terbuka. Jalan antara Bayang-Sijunjung via Alahan Panjang dan Talang Babungo ini adalah satu diantaranya ." Terangkhir saya bahkan mengajak kepala Dinas Prasjal Tarkim Sumbar melakukan nnapak tilas menembus rimba raya antara Alahan Panjang-Bayang. Berjalan kaki selama 13 jam," ujarnya di Solok, Senin (10/3).
Jalan kaki memotong bukit Barisan yang disebutnya ekspedisi itu, lebih untuk menggugah semua orang, terutama pihak Dinas teknis mengenali medan yang akan menjadi cikal bakal trans Sumatera jilid dua.
Bahctul begitu ngotot memperjuangkan pembangunan urat nadi perekonomian itu karena ia optimistis bila jalan itu terbuka, selain mempercepat akses mobilisasi, mempendek arus transportasi, juga menumbuhkan kantong-kantong perekonomian baru. " Sejak duduk di lembaga DPRD, selain mengusahakan kebutuhan irigasi untuk petani, saya terus memikirkan bagaimana pembangunan jalan baru ini tidak hanya sekedar menjadi wacana," ulasnya.
Perjuangan tinggi Calon anggota DPR-RI dari partai Nasdem itu telah memperoleh jawaban  positif. Pertama karena program pembukaan jalan itu masuk kedalam Rencana Strategis Pembungunan Kawasan Sumbar, dan kemudian beberapa potong jalan diantaranya sudah mulai di buka.
Terebab dana  yang dibutuhkan relatif besar, Pemerintah Propinsi Sumbar kemudian membuka jalan alternatif ini  secara bertahap. Dalam kondisi sekarang, selian telah dilakukan survey, mulut jalan dari Alahan Panjang hingga 10 Km menjelang perbatasan telah di buka dan diaspal. " Tahun ini bahkan dianggarkan pula sebesar Rp 4,5 miliar untuk kelanjutan jalan tersebut," ucapnya.
Pada saatnya, ketika Caleg DPR-RI nomor urut 1 dari dapil 1 (Solok,Pessel,Padang, Mentawai, Sijunjung, Dharmasraya, Batusangkar, Sawahlunto dan Padang Panjang) dan partai nomor 1 ini tiba di Sennayan nanti, kewajibannya pertama adalah bagaimana mewujudkan obsesi besar masyarakat Sumbar. " Kita ingin karya besar ini menjadi kenyataan, sama halnya ketika orang memandang keniscayaan terhadap pembangunan fly over di kelok Sembilan," paparnya seraya menyebutkan essensi jalan antara Kambang-Muaralabuh dan Dharmasraya 

Selasa, 25 Februari 2014

Ekspedisi Alahan Panjang-Pasar Baru

 Menembus Rimba- Menemukan Jalur Terpendek


SENTANA--Sentana menjeput mimpi warga yang bermukim di hutan rimba, serombongan orang penting di Sumatera Barat sepanjang hari Kamis (20/2) lalu, melintas alam  menguak hutan belantara. Ruas jalan setapak antara Alahan Panjang Kabupaten Solok dengan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan, kemudian ditempuh selama 12 sampai 14 jam. " Padahal tadi diperkirakan hanya selama 9 jam. Tetapi karena medannya memang relatif berat, kita menembusnya hampir seharian," kata anggota DPRD Sumbar Ir. Bachtul.


Perjalanan yang lebih mendekati ekspedi AlahanPanjanng -Bayang, dilakukan oleh mereka yang sebenarnya lebih menjiwai warga pedalaman itu. Mereka terdiri dari 40 orang personl yang dipimpin Kepala Dinas  Pemukiman dan Prasarana Jalan (Kimpraswil) Sumbar Ir. Suprapto berikut sejumlah pejabat lainnya sepeti Indra Jaya,  Dedi Rinaldi dan sejumlah PTK Kimpraswil. Dalam rombongan ini, juga terlihat Sekretaris PU Kab. Solok Deni Prihtani bersama  Presiden PHL (Peduli Hutan Lestari) Yuslir Mak Itam, berikut dua orang wakil rakyat dari komisi III DPRD Sumbar Ir. Bachtul dan Mazwar Mashud.


Laksana  napak tilas diruas jalan yang dulu pernah dilakukan oleh Bupati Solok Gamawan Fauzi (sekarang Mendagri), rombongan Ekspedisi Alahan Panjang-Pasar Baru tertatih menembus belantara hutan. Jalan setapak yang dibuat mendadak itu, penuh tanjakan dan turunan melintas Bukit Barisan.
Berbeda dengan misi Bupati Solok Gamawan Fauzi (kala itu) berjalan kaki antara Bayang-Alahan Panjang lebih untuk mewujudkan program relokasi penduduk Sariek Bayang ke Rimbo Data Kecamaatan Lembah Gumanti. Tetapi  kelompok ekspedisi Alahan Panjang-Pasar Baru yang dipimpin Kepala Dinas Kimpraswil Sumbar  ini, lebih sebagai bentuk pemahaman terhadap persoalan  peradaban masyarakat yang masih dikungkung keterisolasian. Dengan melepaskan status sosialnya, semua merangkak seperti merangkak mendaki bukit dan bersilonjor menurun jurang, hingga tertatih menyeberang sungai. “ Alhamdulilah semua selamat sampai di nagari Limau_limau Bayang, meski diantaranya ada yang ditandu karena kelelahan, “ ucap Deni Prihatini.


Tidak ada yang menyesali terlibat dalam ekspedisi Alahan Panjang-Pasar Baru Bayang itu. Semua yang pergi membelah hutan belantara itu bahkan mengaku takjub dan beruntung dapat merasakan betapa sulitnya jika menjadi masyarakat yang berdomisili dikawasan tersebut. “ Ini pengalaman hebat dan tentu akan menjadi kenangan sepanjang hayat, “ ujar Yuslir yang dua hari selepas ekspedisi tersebut masih merasakan rangkit-rangkit.
Bachtul dan Deni Prihatni menyebutkan, kesan psikologis yang tinggi diperoleh dari perjalanan itu adalah ketika ratusan masyarakat dari 4 nagari di kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan  menyongsong kedatangan mereka. Dalam suasana haru biru, warga dari nagari Pancung Taba, Muaro Aie, Limau-Limau dan Bayang  menyambut kehadiran rombongan ekspedisi yang terpecah menjadi dua kelompok. Padahal mula masuk hutan, semua rombongan  tetap berada dalam satu kelompok dan berdo’a di mulut jalan setapak di nagari Alahan Panjang.


Perjalanan dilakukan dengan semangat tinggi sembari melakukan diskusi  soal program pembukaan jalan Pasar Baru-Alahan Panjang-Talang Babungo dan Kiliran Jao. Program pembukaan jalan baru tersebut, menurut Deni Prihatni bakal menjadikan kawasan Kabupaten Solok terbuka dari berbagai aspek ekonomi. Apalagi dengan telah keluarnya surat Hutan Suaka Alam Margasatwa (HSAW) membuat  jalur Pasar Baru-Alahan Panjang dan Kiliran Jao yang termasuk dalam  pengembangan kawasan strategis akan semakin terbuka. “ Hampir selama 10 tahun Dinas Kimpraswil Sumbar memperjuangkan HSAW ini, Kita tentu memberi apresiasi tinggi, “ kata Deni.


Yusli Mak Itam dalam kapasitasnya sebagai aktivis LSM memandang ekspedisi Alahan Panjang-Pasar Baru Bayang sangat berarti. Terlebih ketika ia melihat kopmitmen Kepala Dinas Kimpraswil yang begitu tinggi terhadap percepatan pembukaan ruas jalan itu, mendorong  tumbuhnya semangat baru di kalangan masyarakat. “ Kita akan menyaksikan perubahan besar dalam tata niaga hasil produksi dan perekonomian bila nanti pembukaan jalan  Alahan Panjang-Pasar baru terjud,” ujarnya.
Malam turun dirasakan begitu cepat di nagari Pancung Taba dan Limau-Limau, kecamatan Bayang, Pessel. Sementara rombongan ekspedisi Alahan Panjang-Pasar Baru yang dipimpin Kadis Kimpraswil  dan dua anggota DPRD Sumbar lainnya (Bachtul dan Mazwar Mashud) belum seluruhnya keluar dari balik bukit Sariek Bayang. Masyarakat dari  nagari-nagari di kecamatan Bayang-Pessel,  sebagian bahkan telah menyongsong hingga ke batas daerah antara Kabupaten Solok dan Kabupaten Pessel.


Begitu bersua di perbatasan, anggota DPRD Sumbar Ir. Bachtul yang juga calon DPR-RI nomor urut 1 dari partai Nasdem itu mengaku terharu dengan sambutan masyarakat  kecamatan Bayang. Bahkan wali nagari Limau-limau yang ikut menyongsong rombongan ekspedisi keluar dari hutan dan masuk ke nagari mereka, sampai menangis saking bahagianya. “ Warga Pesisir Selatan dan Kabupaten Solok tentunya sangat  merindukan program jalan baru ini terwujud.


Menanggapi  impian warga itu, rombongan  ekspedisi Alahan Panjang-Pasar Baru yang juga disambut oleh anggota DPRD Sumbar lainnya, seeperti Zulkifli Jailani dari Gerindra, Saidal Masfiudin dari Golkar dan Syafril Ilyas  langsung menggelar pertemuan mendadak dilokasi penyambutan rombongan.  Para wakil rakyat di DPRD Sumbar ini kemudian menyatakan komitmennya untuk memperjuangkan dana pembukaan jalan dimaksud. Kepala Dinas Kimpraswil Parjal Suprapto bahkan pada kesempatan seperti melakukan persentasi terhadap prosfektif  jalan baru itu dari aspek sosial, ekonomi dan budaya masyarakat.



Bachtul dengan tekad yang tinggi, akan terus memperjuangkan program pembukaan jalan Pasar Baru Alahan Panjang-Kiliran Jao. Pada tahun 2014 ini, ia bersama koleganya di lembaga DPRD Sumbar mengalokasikan dana pembukaan jalan baru pada APBD Sumbar sebanyak Rp 4,5 miliar. “ Secara bertahap  pembukaan jalan ini terus berproses. Hingga sekarang jumlah dana yang telah digunakan untuk pembukaan jalan ini mencapai Rp 30 miliar. “ papar Bachtul  yang  berjuang  merintis kursi DPR-RI di Senayan.******


Minggu, 20 Oktober 2013

Perbaikan Irigasi Banda Laweh Harus Menyeluruh.

Ribuan Sawah Terlantar

SUPAYANG-- Senandung warga nagari Supayang dan Sirukam, Kecamatan Payung Sekaki, Kabupaten Solok yang sejak 5 tahun terakhir mengharapkan perbaikan  Irigasi Banda Laweh Kanan, tampaknya bakal terjawab. Harapan yang saban hari menjadi mimpi warga ke dua nagari setempat, semakin menumbuhkan elegi ketika melihat perbaikan irigasi Banda Laweh Kiri dengan memakai dana sebanyak Rp 28 Milyar yang dikerjakan dalam tahun jamak  sampai 2004. “ Padahal sebenarnya dengan memperbaiki saluran bandar laweh Kiri  yang berhulu di Panyakalan dan Bukit Tandang, tidak berdampak ekonomis kepada petani. Ibaratnya lain yang sakit, lain pula yang diobati, “ kata tokoh masyarakat Sirukam Malin Mandaro.
Pendapat serupa juga disampaikan Wali Nagari Supayang, Darmansyah, dengan memperbaiki saluran irigasi saja tanpa dibenahi hulu irigasi, hasilnya tidak ada. Semua bisa melihat, saluran irigasi Banda Laweh Kiri yang telah dirhabilitasi ternyata tetap saja tidak berair. “ Apa yang diharapkan petani kalau irigasinya kering. Masalahnya karena yang dikerjakan di hilir, sementara hulu irigasi itu sendiri diperbiarkan rusak parah. Ini yang keliru, “ kata Darmasyah.
Terkait itu, anggota DPRD Propinsi Sumbar Ir. Bachtul relatif geram. Dana APBD Provinsi Sumbar dengan pagu sebesar Rp 30 miliyar ternyata belum menyentuh aspirasi masyarakat. Dua kali Bachtul bersama mantan anggota Komisi III Israr Jalinus, ST meninjau lokasi irigasi tersebut, ia selalu mendapatkan kritikan pedas dari warga sekitar. “ Seharusnya yang diperbaiki hulu irigasi Banda Laweh yang berada di nagari Sirukam, bukan malah menembok saluran irigasinya di bawah. Tidak akan mengalir air kalau irigasi Supayang tidak diperbaiki, “ tandas  ketua BMN Supayang Ismail.
Dengan rusaknya Irigasi Banda Laweh, ditaksi ribuan hektar lahan sawah masyarakat di nagari-nagari yang ada di Kecamatan Payung Sekaki dan Bukit Sundi selalu kering. Terutama di nagari Supayang dan Sirukam, kondisi lawah sawah sejak 5 tahun terakhir berubah menjadi lahan tadah hujan. “ Semua warga disini hidupnya bertani. Tetapi karena selalu kering, banyak warga kami yang meninggalkan kampung, “ ulas Darmansyah prihatin.
Lantaran itu, bisa dimaklumi ketika Bachtul dan Israr Jalinus  hadir bersama Sekretaris PU Kab. Solok, Deni Prihatni.ST, warga setempat menuambut dingin. Sikap demikian lebih karena seringnya pejabat yang datang melihat-lihat  Banda Laweh. Mereka cuma melihat, menebar pesona, lalu pergi. Sementara harapan masyarakat tergantung juga. “ Apalagi sekarang tahun politik, banyak saja caleg yang seoalah olah prihatin. Tolonglah, jangan dipolitisasi nasib kami, “ kata salah seorang warga yang mengaku anggota P3A setempat.

Terhadap rintihan itu, Bachtul menyebutkan kapasitasnya datang ke Supayang bukan sebagai Caleg DPR-RI dari Nasdem, juga tidak dalam usaha sosialisasi diri. Tetapi sebagai wakil rakyat yang harus memperjuangkan aspirasi, ia telah membahas perbaikan Irigasi Banda Laweh dengan pihak Dinas PSDA Sumbar. Bersama anggota Komisi III lainnya,  seperti M. Tauhid, pihaknya berupaya menggodok masalah ini.  " Ternyata dari dana Rp. 28 milyar, yang terpakai baru sekitar 48 persen.  Artinya masih ada sisa anggaran tahun jamak 2014 yang dapat dipakai untuk memperbaiki irigasi Banda Laweh yang berhulu di Sirukam, " jelasnya di Supayang, Jum'at. (18/10).
Bachtul begitu keras memperjuangkan ini lantaran sebanyak 56 KK warga Sirukam yang hidup dibawah ancaman longsong Banda Laweh. " Ini harus disikapi cepat, karena anggaran yang dipakai adalah perbaikan Irigasi Banda Laweh. Artinya tidak ada benturan kalau dimanfaatkan untuk Banda Laweh Kanan atau Banda Laweh Kiri, " ulasnya.
Hadir bersama pemuka masyarakat Sirukam Malin Mandaro dan Ahmarius,  Bachtul dan Israr Jalinus serta Deni Prihatni menceritakan kronologis dialokasikannya biaya perbaikan Irigasi Banda Laweh. Sampai akhirnya dikerjakan saluran irigasi tersebut, hingga 50 persen pengerjaaan belum membawa manfaat kepada petani.
Menyikapi itu, Bachtul menjelaskan pihak PSDA telah melakukan revisi disign agar Irigasi Banda Laweh dikerjakan secara menyeluruh. Bahkan untuk meyakinkan warga setempat, Bachtul serta merta menelepon KPA Irigasi Banda Laweh dimaksud.
Terkait itu, ketua KAN Supayang Syamsurni Dt. Rajo Aceh menekankan pengerjaan proyek hendaknya dilakukan pengawasan yang  kuat. Tanpa pengawasan disangsikan kualitas pengerjaan. Begitu juga soal titik lokasi yang dikerjakan, jangan yang jebol juga di perbaiki, tetapi dialihkan alirannya. "sebutnya.
Pennanganan irigasi banda laweh dilaksnakan dgn maaksimal. Banda lweh kanan perlu merupakan kebutuhan menbdesa'm berapa milyat uang rakta hilang akibat tidak berfungsinya. Irigaasi.
Seperti diketahui, irigasi Bbanda. Laweh Kanan di kenagarian Sirukam ebol akibat bencana alam.Irigasi ini  dibangun tahun 2008 dengan APBD Sumbar. Sekira tahun 2010,  mengalami kerusakan akibat bencana alam. Setidaknya sepanjang 50 meter tebing irigasi jebol dan memutus aliran air dengan pipa. Sejak bencana alam itu, tidak pernah berfungsi lagi.


Irigasi Banda Laweh Kanan Rusak Parah

Ribuan Hektar Lahan Sawah Kekeringan

SIRUKAM=Lain yang sakit,lain pula yang diobati. Kiasan ini tampaknya menjadi penyakit baru bagi warga Supayang dan Sirukam, kecamatan Payung Sekali, Kabupaten Solok. Pasalnya, hampir ribuan hektar lahan persawahan masyarakat di kawasan itu kering kerontang akibat rusaknya Irigasi Banda Laweh Kanan. “ Seharusnya yang diperbaiki adalah irigasi Bandar Laweh Kanan, tetapi yang mendapat prioritas pengerjaan justru Irigasi Banda Laweh Kiri, “ kata Jon, warga Sirukam, Selasa (3/9) di Sirukam.
Bersama pemuka masyarakat setempat Malin  Bandaro, Jon yang juga tokoh pemuda Sirukam itu mengaku ribuan hektar lahan pertanian sawah terlantar selama tiga tahun akibat tidak berfungsinya irigasi Banda Laweh kanan. Selama ini warga melakukan aktivitas menunggu musim hujan karena lahan pertanian di kawasan itu sudah berubah menjadi lahan tadah hujan. “ Kami mohon pemerintah segera memperbaiki irigasi ini, “ tuturnya.

Jon bersama Malin Bandaro sengaja mencegat perjalanan anggota DPRD Propinsi Sumbar Ir. Bachtul sekembali menghadiri pelantikan Wali nagari Alahan panjang. Bersama Israr Jalinus, ST, yang notabene adalah  mantan anggota DPRD Sumbar  di Komisi III, Bachtul harus mendaki bukit untuk mencapai lokasi irigasi yang jebol akibat bencana alam.
Informasi yang dikumpulkan dari kedua tokoh masyarakat setempat, irtigasi Banda Laweh kanan dibangun tahun 2008 lalu yang dibiayai dengan APBD Sumbar. Sekira tahun 2000 lampau mengalami kerusakan akibat bencana alam. Setidaknya sepanjang 50 meter tebing irigasi jebol dan memutus aliran air dengan pipa.” Sejak bencana alam itu, tidak pernah berfungsi lagi. Bahkan kondisinya lebih parah kalau hujan lebat tiba, “ kata Malin Bandaro.
Masyarakat menjadi heran karena tahun 2013 ini yang mendapat prioritas adalah perbaikan jaringan irigasi Banda Laweh Kiri. Seluruh saluran ditembok dengan rapi, padahal yang lebih dibutuhkan justru Bandar Lawas Kanan, yang berpusat di Supayang dan Sirukam. “ Petani tidak bisa ke sawah selama ini, karena kekeringan terus, “ tambah Malin Bandaro.


Terhadap itu, anggota Komisi III DPRD Sumbar itu justru balik bertanya, karena yang diajukan masyarakat untuk perbaikan kala itu bukan irigasi Banda Laweh Kanan, tetapi Irigasi Banda Laweh Kiri.” Kalau kita tahu begini keadaannya, saluran ini tentu kita perjuangkan, “ timpalnya.
Sekalipun tidak bisa menjanjikan segera akan diperbaiki, setidaknya masyarakat sudah lega karena anggota DPRD Sumbar yang saat ini menjadi calon DPR-RI telah mengunjungi lokasi. Bachtul mengaku ia akan berusaha keras memperjuangkan perbaikan irigasi dimaksud.
Terpisah, wali nagari Supayang mengharapkan supaya perbaikan irigasi Banda Laweh Kanan mendapat perhatian dari pemerintah. Selain di Sirukam, lahan pertanian yang mengharapkan pengairan dari Banda Laweh Kanan adalah nagari Supayang. “ Bahkan tewrmasuk nagari-nagari yang ada di bawahnya seperti Kubang Duo, Kinari dan Bukit Tandang, tergantung kepada irigasi ini, “ kata Darmasyah menyudahi.


Senin, 07 Oktober 2013

Jalan Lubuk Selasih -Padang Aro Rampung

Perekonomian Solok Selatan Bergerak

                                        Kualitas jalan yang menjanjikan denyut perekonomian

SOLOK,BinNews--- Arus transportasi dari Lubuk Selasih ke Padang Aro, Kabupaten Solok Selatan kembali normal menyusul diperbaikinya sejumlah kerusakaan di  kawasan Aie Dingin dan Surian. Tersebab itu, kebanyakan pengguna jalan provinsi itu mengaku bersuka cita setelah perjalanan menjadi lancar. " Alhamdulillah, alah rancak  jalan ko  baliek. Sagalo urusan bisa capek, " ujar warga Solok Selatan yang mengaku bernama Marwan, 49 tahun, kepada Singgalang di Air Dingin, Lembah Gumanti, Selasa pekan lalu.
Perasaan Marwan bisa jadi merupakan representasi rasa syukur warga Solok Selatan yang saban hari memanfaatkan lintas Lubuk Selasih-Padang Aro. Perbaikan jalan tersebut serta merta menimbulkan dampak ekonomi yang tinggi kepada masyarakat.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kab. Solok Selatan Fachril Murad yang dihubungi secara terpisaah,  memastikan kebijakan rehabilitasi jalan raya menuju SolSel merupakan program yang pro rakyat. Dengan lancarnya hubungan lalu lintas Lubuk Selasih-Lubuk Gadang, lalu lintas perekonomian menjadi tinggi. " Sekalipun kerusakan lebih banyak berada di kawasan Kabupaten Solok, terutama di Aie Dingin, Lolo dan Surian, tetapi yang menikmati orang Solok Selatan. Kita disini bersyukur dan sekaligus berterimakasih kepada wakil rakyat yang memperjuangkan perbaikan jalan dimaksud, " kata Fachril Murad sambil menyebut sejumlah nama anggota Komisi III DPRD Sumbar yang identik dengan perjuangan perbaikan jalan dimaksud.
Sekda Kab.  Sosel yang selalu gigih mendesak  agar perbaikan jalan ke SolSel dilakukan, di gedung DPRD  Sumbar ia bahkan  berharap agar  pembukaan jalan alternatif ke Solok Selatan direalisasikan. Pihaknya meminta supaya Solok Selatan yang merupakan kawasan potensial, juga dapat di akses dari arah Sungai Rumbai dan Painan, Pesisir Selatan." Pembukaan jalan alternatif dari Sungai Rumbai sangat urgent bagi rakyat. Dengan. Pembangunan jalan itu, sekaligus  memberi ruang pertumbuhan kepada Kabupaten Solok Selatan," paparnya.


                                        Setentang perspektif jalan Lubuk Selasih-Muaro Labuh

Berjuang
Menyambut harapan  itu,  anggota DPRD Sumbar Ir. Bachtul memastikan pihaknya terus mengupayakan perbaikan perekonomian masyarakat melalui penguatan infrastruktur. Ia berpendapat aspirasi Kabupaten Solok Selatan yang disuarakan Sekda Fachril Murad sangat logis. " Sejatinya pembukaan jalan baru antara Sungai Rumbai-Solok Selatan sama pentingnya dengan jalan Kiliran Jao-Alahan Panjang-Pasar Baru Painan. Kita terus berjuang untuk itu," jelas anggota Komisi. III DPRD Sumbar itu.
Perbaikan ruas jalan Lubuk Selasih-Padang Aro menelan biaya Rp 38 miliar yang terpecah dalam empat paket pengerjaan. Sejumlah titik lokasi yang cukup parah terdapat di Aie Dingin dan Lolo Pantai Cermin, tampak sangat mulus setelah dilakukan pengecoran beton dengan sistim rigid vafeman.
Aloksi dana yang dipakai untuk kegiatan peningkatan jalan itu, menurut data Dinas Prasarana Jalan dan Tata ruang Pemukiman (Prasjal Tarkim) Sumbar terbagi dalam empat paket perbaikan, yaitu paket Peningkatan
Segem I antara  Surian-Padang Aro  sebanyak Rp. 10.894.769.970. Kemudian peningkatan jalan Surian-Padang Aro Segmen 2 dengan anggaran  Rp. 9.745.022.000, disusul Paket Padang Aro-Lubuk Malako dengan anggaran Rp. 5.592.492.400, serta Peningkatan jalan Lubuk Selasih-Surian memanfaatkan DAK tahun 2013 sebesar  Rp. 11.146.344.400.
Anggota  anggota DPRD Sumbar Ir. Bachtul ketika melakukan peninjauan bersama mantan anggota DPRD Sumbar Israr Jalinus ST. dan Sekretaris PU Kab. Solok Deni Prihatni ST, Selasa (24/9), menyebutkan, pengerjaan jalan Aie Dingin merupakan jawaban atas kebutuhan warga yang sangat mendesak. " Akses ekonominya menjadi lebih tinggi, makanya menjadi prioritas pemeritah untuk perbaikannya," jelas Bachtul.
Anggota Komisi III DPRD Sumbar. Ini bahkan ikut mendorong agar  ruas jalan antar Kabupaten yang berujung di Provinsi Jambi itu menjadi jalan nasional seperti keinginan Pemkab. Solok dan Pemkab. Solok Selatan.
Dengan semakin padatnya lalu lintas dari Padang menuju Sungai Penuh-Jambi,  tentunya transportasi ruas jalan Lubuk Selasih dan Padang Aro akan menjadi tinggi. Itu semua membutuhkan kualitas jalan yang baik untuk kelancaran transportasia.
Bersama  calon anggota DPRD Sumbar dari partai Gerindra, Israr Jalinus,  Bachtul  memandang kawasan Solok Selatan sangat urgens bagi pertumbahan ekonomi Sumatera Barat. Tersebab itu, tokoh muda asal Solok itu bersama koleganya di Komisi III DPRD Sumbar, selalu bersikeras agar arus transportasi ke Solok Selatan mendapat prioritas perbaikan. " Kita semua mengerti bahwa jalan merupakan urat nadi perekonomian, tetapi bagaimana pula perekonomian berdenyut bila urat nadinya tidak lancar. Falsasah itulah yang terus mendorong kita untuk merehab jalan jalan yang rusak ini, " ulas Bachtul yang juga calon anggota DPR-RI dari partai Nasdem itu.

Tingkatkan Status Jalan
 Tiga tokoh muda dalam warna eksekutif-legislatif

Ditempat lain, KPA Rehabilitasi Jalan Lubuk Selasih-Padang Aro dari Dinas Prasarana Jalan Pemukiman dan Tata Ruang Pemukiman (Prasjal Tarkim) Provinsi Sumbar Indra Jaya membenarkan biaya perbaikan jalan Lubuk Selasih-Padang Aro mencapai Rp 38 Miliar yang terpecah dalam empat paket pengerjaan. " Dengan pernaikan ini. Aktivitas tambang galian C yang dilakukan warga Aie Dingin berjalan normal, kondisi jalan juga akan terpelihara," ujarnya.
Setentang pemeliharaan ini, komitmen warga yang melakukan aktivitas galian C di kawasan itu harus dipelihara. Pihak Dinas PU 'ab. Solok selalu mendorong agar masyarakat ikut. Vertanggung jawab membersikan drainasenya nanati. ". Kita bahkan sudah melakukan sosialisasi dengan 31 kelompok pekerja galian c untuk menjaga normalisasi limbah galian C ini, " " tutur Deni.
Namun demikian pihaknya masih memerlukan dukungan dana propinsi untuk rehabilitasi drainase kearah lokasi tambang masyarakat. " Sekarang kondisi jalan sudah lebih baik. Mobilitas sudah semakin lancar. Kini tinggal kita mengusulkan bagaimana ruas jalan ini menjadi jalan Nasional. Pemkab. Solok telah mengusulkan  melalui dinas Prasjal Tarkim Propinsi Sumbar, " ucap Sekretaris Dinas PU ini mengakiri.-******

Selasa, 10 September 2013

Tinjau Balai Adat

Bachtul  Takjub Dengan Prosfek Alahan Panjang

Alahan Panjang--Masyarakat adat nagari Alahan Panjang, kecamatan lembah Gumanti meyatakan terimakasihnya kepada anggota DPRD Sumbar Ir, Bachtul atas perjuangannya merenovasi halaman Balai Adat setempat. Penyataan tersebut diungkapkan dengan mengajak anggota Komisi III tersebut meninjau halaman Balai Adat yang telah rampung pengerjaannya.” Bantuan yang diperjuangkan pak Bachtul telah dimanfaatkan untuk pembenahan  halaman dan pagar balai adat, “ papar Tasaruddin, mantan Wali Nagari Alahan Panjang, Selasa (3/9).

Tasaruddin menyebutkan, sebelumnya kondisi tempat bermusyawarah bagi kaum Adat di nagari Alahan Panjang itu kurang bagus. Lantaran itu pihaknya mengajukan permohonan kepada Bachtul sebagai anggota DPRD Sumbar. “ Kita sengaja mengajak pak Bachtul  melihat hasil bantuan yang diperjuangkannya, “ ucap Tasaruddin yang didampingi  sejumlah tokoh pemuda dan  caleg DPRD Sumbar dari PBB Hafni Havis..
Bachtul yang hadir bersama mantan koleganya di Komisi III DPRD Sumbar Israr Jalinus justru merasa takjub karena warga Alahan Panjang semakin maju. Kemajuan itu sendiri menjadi gambaran sinergitas dari seluruh komponen masyarakat. “ Kita tentunya harus mendorong dengan kegiatan-kegiatan untuk mencapai kesejahteraan bersama, “ kata politisi dari partai Nasdem yang maju sebagai Caleg DPR-RI tersebut.
Kecuali bantuan perbaikan halaman balai adat, Bachtul menyebutkan bahwa Alahan Panjang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Solok bagian selatan. Pihaknya akan terus berjuang untuk bagaimana kelak wilayah di kecamatan lembah Gumanti, Hiliran Gumanti berikut Pantai Cermin benar-benar tumbuh sebagai kantong perekonomian. “ Salah satu caranya dengan mewujudkan lintas Pasar Baru Pesisir Selatan-Alahan Panjang dan Kiliran Jao. Komitmen kita cukup tinggi untuk pembukaan jalan nini, “ jelasnya.
Searah dengan Bachtul, mantan  anggota Komisi III DPRD Sumbar Israr Jalinus menyebutkan kegigihannya dalam memperjuangkan lintas tengah yang disebutnya seperti memotong pulau Sumatera. Dengan pembukaan jalan Pasar Baru-Alahan Panjang-Kiliran Jao, Bachtul dan Israr meyakini akan mendorong pertumbuhan dan sekaligus membuka nagari-nagari yang selama ini dianggap tertinggal. “ Kini program  jalan Pasar Baru-Alahan Panjang-Kiliran Jao telah masuk sebagai program kawasan strategis Sumatera Barat. Kita akan berjuang sampai ini terwujud, “ paparnya menyudahi*****

Hortikultura Tinggalkan Budidaya Markisa

Sungai Nanam--Budidaya buahan Markisa semakin ditinggalkan masyarakat yang melakukan aktivitas pertanian di Kecamatan Lembah Gumanti. Kecenderungan petani setempat beralih kepada komoditi hortikultura seperti Bawang merah dan Lobak. “ Markisa sudah tidak bisa lagi diandalkan sebagai sumber perekonomian, ‘ ujar Ina, 45, petani asal nagari Sungai nanam, kecamatan lembah Gumanti Selasa (3/9) lalu.
Bersama suaminya, ibu 5 orang anak itu menggarap lahan pertaniannya dengan membudidayakan bawang sejak 5 tahun terakhir. Diselingi tanaman Lobak, hasil yang diperolehnya lebih baik dibanding kalau ia menanam Markisa. “ Harga Bawang cukup tinggi. Lobak juga dapat membantu. Semua petani disini tidak ada lagi yang menanam Markisa, “ ulasnya.

Sependapat dengan Ina, Dahrizal, petani lainnya juga menekuni tanaman serupa. Menurutnya hampir semua petani di nagari Sungai Nanam cenderung membudidayakan Bawang karena harganya relatif tinggi dan menguntungkan. “ Bila perawatannya baik, hasil panen bawang juga tinggi. Hal itu yang menyebabkan petani mulai meninggalkan buah Markisa, ‘ jelasnya.
Disela pengakuannya, baik Ina maupun Dahrizal tiba-tiba kaget ketika menyadari yang mengajaknya berdialog adalah anggota DPRD Propinsi Sumbar Ir. Bachtul bersama mantan anggota DPRD Sumbar Israr jalinus, ST. Mereka bahkan mengaku tidak percaya ketika berhadapan dengan bachtul dan israr Jalinus. “ Namo apak-apak ko acok wak danga, tapi kini baru basuo, “ ujar Ina sungkan, namun seperti tidak melepaskan pandangan ke wajah dua tokoh muda yang diakui banyak memperjuangkan aspirasi rakyat itu.
Terkait perubahan usaha itu, Bachtul yang juga Caleg DPR-RI dari partai Nasdem itu mendorong agar petani terus mengembangkan budidaya yang sesuai dengan kultur  masyarakat, termasuk kuntur tanah pertganian setempat. “ Tidak masalah berubah komoditas, sepanjang itu menguntungkan bagi petani, “ ucapnya.

Sedangkan Isarar Jalinus menilai apapun bentuk budidaya petani dilahan tersebut, cenderung berkembang pesat. Kondisi demikian membangkitkan produktivitas pertanian untuk mencapai kesejahteraan. “Bila petani makmur, tentu pemerintahan akan berjalan baik, “ kata Caleg DPRD Sumbar dari partai Gerindra ini. *****



Sawah Tanah Bato Sijunjung Terlantar

Nasib Petani  Tergantung Berkah Dari Langit

SIJUNJUNG-Masa empat  tahun bukan ruang waktu yang pendek. Bagi peternak Sapi, misalnya,  waktu sepanjang itu mampu meningkatkan populasi ternak untuk biaya naik haji.  Atau kalau ukurannya petani padi di Solok, empat tahun sudah menikmati panen raya setidaknya 8 kali.
Berbeda nasibnya  dengan petani di nagari Sijunjung, khususnya  mereka yang bermukim di jorong Tanah  Bato, nagari Sijunjung, kabupaten Sijunjung. Sepanjang masa itu, mereka hanya seperti   mengharapkan berkah dari langit. " Semua lahan disini adalah sawah tadah hujan. Ini sudah empat tahun sawah tidak diolah karena kekeringan, " kata tokoh pemuda setempat,Yosperi.
Bukan isu yang sedang diceritakan oleh Yosperi. Faktanya, mungkin ratusan hektar, atau sesayup mata memandang, lahan sawah masyarakat  jorong Tanah Bato Nagari Sijunjung, kecamatan Sijunjung, rata bagai padang tandus. Tanah sawah yang telah keras itupun ditumbuhi rumput merangas. Tersebab posisi tanah sawah itu relatif datar, ada warga  yang bersiloroh sudah bisa dialih fungsi menjadi lapangan bola
Sementara, nun disana, titik pandang seperti berdinding perbukitan yang hijau. " Itu kebun rakyat. Kebun karet. Kami disini sudah beralih usaha dengan  menakik (Meretas) getah." ulas Suhaidi, pemuka masyarakat lainnya.

Bukan karena pertanian sawah tidak bisa diharapkan,tetapi kekeringan terjadi karena tidak adanya  pengairan. Warga lalu menakik getah. Ada yang upahan dan sebagian bekerja diladangnya sendiri. Sedangkan beras dibeli dari hasil menakik getah. Atau paling mujur, kalau ada raskin diantarkan pemerintah.
Harapan Baru
Sentana warga Tanah Bato bersenandung tentang  infrastruktur pertanian yang kerap mengundang elegi, sekonyong-konyong timbul pengharapan. Harapan itu khususnya  dikaitkan dengan hasil pemilihan wali nagari setempat yang dilaksnakan tanggal 23 Agustus 2013 lampau.
Masyarakat nagari Sijunjung ini, dipastikan tidak salah memilih dengan munculnya Effendi  sebagai pemenang.  Effendi, wali nagari terpilih, ternyata memang tipikal pemimpin yang visionir. Suami bidan desa dengan tiga anak itu sudah memperlihatkan kemauan politiknya untuk membangun nagari. Ia, sekalipun belum dilantik,  telah memperlihatkan konmitmennya untuk mensejahterakan rakyat. Gejala itu terlihat ketika ia  membuka komunikasi dengan banyak pihak guna membantu mengembangkan visi dan misinya.
Satu hal yang cukup mengangetkan, adalah ketika ia berani betul "merampas" waktu anggota Komisi III DPRD Sumbar, Ir. Bachtul, yang sedang melakukan perjalan dari Dharmasraya menuju Solok, Jum'at (6/9). Tatkala melewati kawasan Tanjung Gadang, telepon anggota Komisi III itu berdentang untuk memintanya mampir ke tanah lapang yang sesungguhnya adalah hamparan sawah kering kerontang.  
Bachtul, yang sepanjang hari itu bersama Israr Jalinus, ST,  koleganya sewaktu di Komisi III DPRD Sumbar, serta merta  menyambangi Nagari Lansek Manih itu." Saya  banyak mendengar kepedulian pak Bachtul. Bachtul suka memperjuangkan Irigasi di Solok, itu sering saya dengar. Makanya saya mencegat beliau, " ucap Effendi.

Ia bahkan seperti menyesal kenapa baru sekarang berani menghubungi Bachtul. Tapi penyesalannya itu, seperti tertutup oleh alibi, bahwa  wakil rakyat yang aspiratif itu, duduk di DPRD Sumbar, tidak berasal dari daerah pemilihan Sijunjung. " Sekalipun pak Bachtul bukan dari dapil Sijunjung,  saya tidak mau tahu. Menurut saya,  ketika sudah berada di gedung dewan,  visinya tentu  ke seluruh Sumbar, tidak harus terkotak-kotak memikirkan dapilnya saja. Dalam membangun, wakil rakyat di Propinsi harusnya utuh menjangkau kepentingan rakyat Sumbar," ucapnya berdalih.
Karena argumentasi itu, Wali nagari terpilih yang akan dilantik pada tanggal 23 Semptember ini, mengaku belum terlambat menyampaikan harapan baru. " Masih ada kesempatan untuk mengadu," ulasnya.
Kepada Bachtul, Effendi kemudian menuturkan harapan warganya agar bagaimana ratusan hektar sawah tadah hujan itu bisa disulap menjadi lahan sawah beririgasi teknis. " Sebenarnya sumber air banyak di bukit Mangun itu, " kata Effendi sambil menunjuk bukit yang merupakan hutan karet
Ia menyebutkan, sumber sumber air untuk  irigasi cukup banyak. Bila sumber air di bukit Mangun di kelola dengan cara membuat bak penampungan atau recervoar, kemudian disalurkan dengan pipa ke areal sawah, dipastikan budidaya dapat dilakukan secara normal.
" Petani bisa turun ke sawah setidaknya sekali setahun, bila dibangun irigasi. Jaraknya sekitar 5 Kilometer untuk mencapai persawahan. Dengan pipa saja disalurkan itu sudah sangat membantu, tetapi memang perlu bak penampungan, " jelas Effendi.
Yosperi ikut memyakinkankan, bila untuk membuat embung sebagai penampung air memerlukan biaya tinggi, sekurangnya pemerintah memprioritaskan bak penampungan dan saluran pipa. " Soal pembebasan lahan, tidak ada masalah bagi rakyat bila lahan mereka dialiri air irigasi, " jelas Yosperi berapi-api.
Terhadap kebutuhan  itu, Bachtul tidak ingin meninggalkan janji. Tetapi secara teknis, kata dia, kebutuhan air bagi budidaya pertanian di Tanah Bato memang sangat vital.Ia memprediksi dengan anggaran  sebesar Rp 500 juta, petani di nagari Sijunjung akan kembali bertani seperti biasa. " Kita upayakan mendapatkan program irigasi. Mudah-mdahan masuk dalam APBD tahun 2014. Soal bagaimana teknis salurannya, apakah dengan pipa atau saluran permanen, itu nanti tim teknis saja yang menentukannya, " ucap Bachtul  yang sekaligus  adalah calon anggota DPR-RI nomor urut 1 dengan partai Nasdem

Rabu, 21 Agustus 2013

Bachtul, Israr Jalinus dan Nofi Candra

Tiga Politisi dari Solok yang Mencuri Perhatian

Kalau sekarang dilakukan jajak pendapat di Kabupaten Solok tentang politisi paling populer maka ada tiga nama yang akan muncul ke permukaan, Bachtul, Israr Jalinus dan Nofi Candra. Bukan saja karena baliho ketiganya tersebar hampir di semua sudut nagari di daerah ini, juga karena perjuangan dan pernyataan ketiganya di media massa dan kehadirannya di tengah-tengah masyarakat begitu intens.

Bachtul satu-satunya politisi yang saat ini masih duduk di DPRD Provinsi Sumbar, dan kini mencalonkan diri untuk DPR RI dari Partai Nasdem. Bachtul bisa tersenyum lega setelah Mahkamah Konstitusi mengabulkan gugatan para caleg pindah partai. Melalui Surat keputusan MK Nomor 39/PUU-XI/2013 tertanggal 31 Juli 2013 Bachtul masih bisa bertahan di DPRD Sumbar sekalipun ia pindah partai dari PBR ke Nasdem. Karena PBR tidak termasuk peserta pemilu 2014.
“Alhamdulillah, saya masih di DPRD,” ujarnya kepada Singgalang. Semula ia sudah bersiap-siap untuk diganti. Sesuai dengan surat edaran KPU, ia pun sudah mengajukan surat pengunduran diri. Namun dengan keluarnya keputusan MK, maka ia gagal di-PAW. Bachtul bisa bertahan hingga masa jabatannya habis, sambil mempersiapkan diri menuju DPR RI. Dalam tiga pemilu terakhir, perjuangan Bachtul termasuk penuh liku.
Pada awalnya ia duduk di DPRD Sumbar dari PBB, tetapi perjalanannya tidak mulus sampai akhir. Ia harus berputar haluan. Bachtul pindah ke PBR. Sekalipun termasuk partai baru dan elektabilitasnya tidak terlalu tinggi, Bachtul mampu membuktikan dirinya sebagai pilihan rakyat. Buktinya melalui partai kecil inipun, ia kembali duduk di DPRD Sumbar untuk periode kedua 2009-2014. Pada pemilu 2014, putra Kabupaten Solok ini kembali harus menyeberang karena PBR tidak lolos sebagai peserta pemilu 2014. Ia pun kembali menjatuhkan pilihan ke partai baru yakni Partai Nasdem.

Tidak berbeda jauh dengan Israr Jalinus, yang kini sedang berjuang untuk kembali duduk di DPRD Sumbar melalui Partai Gerindra. Padahal selama 10 tahun lebih Israr Jalinus termasuk politisi Partai Amanat Nasional (PAN). Bukan anggota biasa, tetapi ia menjadi pemegang tampuk pimpinan PAN di Kabupaten Solok dan menjadi pengurus inti di PAN Provinsi Sumbar. Namun politik bukan matematika. Tidak selamanya ada jaminan dan kepastian. Bahkan setahun menjelang masa pengabdiannya berakhir, puting beliung menerpanya. Ia harus terpental dari kursi DPRD Sumbar, sekalipun ia sempat menjadi Ketua Fraksi Amanat Nasional dan memimpin Komisi III di mana ia bercokol selama ini.
Tidak lagi menjadi anggota DPRD Sumbar, tidak serta merta mengakhiri kiprahnya di tengah-tengah masyarakat. Bagi warga Kabupaten Solok, Israr Jalinus tetap saja tokoh yang dikagumi dan ditunggu kehadirannya. Ia hadir di masjid, datang ke lapangan olahraga, bertemu dengan para petani, berkunjung ke nagari tertinggal, dan tetap muncul ke permukaan. Bukan untuk kampanye karena masa kampanye memang belum dimulai, tetapi untuk memberikan bantuan. Ia bisa memberikan bantuan untuk pembangunan masjid atau musala, mendanai turnamen dan berbagai perlombaan, dan tetap menyuarakan pembebasan daerah tertinggal dan terisolir melalui pernyataannya. Karena itulah, sekalipun tidak lagi duduk di DPRD Sumbar, masyarakat tetap menempatkannya sebagai wakil rakyat karena selalu menyuarakan suara rakyat.
Dibanding Bachtul dan Israr Jalinus, kehadiran Nofi Candra memang terbilang baru. Apalagi Nofi Candra bukanlah anggota salah satu partai. Nofi Candra dikenal sebagai pengusaha muda sukses. Kini ia mencoba mengadu nasib sebagai calon DPD (Dewan Pimpinan Daerah) dari Sumbar. Ia menjadi sangat terkenal sejak memproklamirkan diri sebagai calon anggota DPD RI.

Spanduk dan baliho Nofi Candra bukan saja tersebar di berbagai sudud nagari di Kabupaten Solok, tetapi balihonya juga ada di Kota Solok, Solok Selatan, Sijunjung, Tanah Datar, Sawahlunto dan daerah lainnya di Sumbar. Ia memang termasuk calon DPD yang begitu gigih memperkenalkan diri. Wajar hal ini dilakukan karena ia termasuk pendatang baru. Jika ia berhasil maka akan menjadi sejarah tersendiri, dialah orang Solok pertama yang menjadi anggota DPD.
Sekalipun berbeda partai dan berbeda tujuan, tetapi ketiganya sering hadir bersamaan. Bachtul ingin ke DPR RI bersama Nasdem, Israr Jalinus akan ke DPRD Sumbar melalui Gerindra, sementara Naofi Candra berharap duduk di DPD RI melalui team yang solid. Berbeda partai, berbeda tempat yang dituju, tetapi ketiganya sering hadir bersamaan di berbagai kesempatan acara di Solok. Ketiganya juga sering menyertai perjalanan Bupati Solok, H. Syamsu Rahim saat bertemu masyarakat.
Karena itulah, tiga politisi dari Kabupaten Solok ini dikenal sebagai tiga serangkai yang saling melengkapi. Akankah ketiganya bisa melaju ke tempat yang dituju, pilihan rakyatlah yang akan menentukannya. (Waitlem-Singgalang)


Selasa, 30 Juli 2013

Jembatan Batang Ombilin Menumbuhkan Perekonomian

SOLOK-Aura suka cita membias dirona wajah warga Panjalangan, nagari Bukit Kanduang,kecamatan X koto Diatas Kab. Solok, kala menyambut kehadiran Bupati Solok Syamsu Rahim. Orang Nomor satu di bumi penghasil Markisa itu meninjau progres pembangunan jembatan yang menghubungkan dua daerah bersebelahan, Solok dan Tanah Datar, Kamis (4/7) lalu.

Jembatan permanen yang melintang diatas batang Ombolin itu, sekonyong telah menghbungkan kembali emosional masyarakat Panjalangan, Bukit Kanduang dengan Rambatan Tanah Datar. Bagi warga setempat, dibangunnya jembatan yang diiringi dengan peningkatan status jalan menjadi jalan Provinsi adalah sesuatu keniscayaan yang telah diwujudkan oleh dua tokoh muda asal Solok, Israr dan Bachtul. “ Beliau-beliau itu yang berjuang keras untuk mewujudkan mimpi warga disini. Dengan kapasitasnya sebagai anggota DPRD Sumbar, Bachtul dan Israr Jalinus telah meyakinkan Pemprov Sumbar untuk memperpendek akses dari dan ke Tanah Datar, “ kata Rosman, tokoh masyarakat Panjalangan yang mengaku kerabat Bupati Solok.
Kini dan hari yang akan datang,  dalam memori  masyarakat jembatan Panjalangan Bukit Kandung identik dengan nama Bachtul dan Israr Jalinus. Bupati Syamsu Rahim terkesima melihat kuatnya hubungan emosional wakil rakyat tersebut. Warga Panjalangan bahkan seperti telah memiliki komitmen untuk  menghantarkan kembali Israr Jalinus kembali ke kursi DPRD Sumbar yang ditinggalkannya karena alasan politis. Begitu juga dengan Bachtul, warga tanpa dirayu ingin mengantarkan tokoh muda Solok itu menjadi anggota DPR-RI di Senayan.
Itulah  alasan kenapa militansi sikap warga Panjalangan begitu tinggi kepada wakil rakyat yan gbenar-benar telah memikirkan masa depannya. Warga Bukit Kandung tidak ingin perhatian secara parsial atau sesaat, tetapi justru ingin berkembang seperti daerah-daerah tetangga. Jembatan Panjalangan merupakan kata kunci untuk kemajuan itu. “ Kini jembatan sedang dalam masa pengecoran. Ditambah perbaikan jalan sepanjang 3 Km dari arah Panjalangan, “ kata Wali Nagari Bukit Kanduang.
Jembatan sepanjang 60 meter yang membentang diatas sungai Batang Ombilin itu telah membuka akses dari Bukik Kanduang  menuju Jorong Sawah Kareh Nagari Balimbiang kec Rambatan Kab. Tanah Datar.
Malin Majo Pakieh yang juga ketua BMN nagari setempat menyebutkan, dengan adanya jembatan yang dibangun dengan APBD Propinsi Sumbar dengan tahun jamak hingga 2014, masyarakat Bukik Kanduang sangat bersyukur. Selama  ini, kata dia,  nagari Bukik Kanduanjg seolah terpencil Kalau mau ke Solok jarak tempuh sangat jauh. Begitu juga kalau hendak ke Batu Sangkar yang jarakanya relatif pendek, tetapi dipersulit oleh  sungai Batang Ombilin yang menjadi pemisah kedua daerah bertetangga.
Selama ini,  masyarakat yang hendak bepergian ke Batu Sangkar atau sebaliknya, hanya menggunakan jembatan gantung darurat untuk bisa dilalui kendataan roda dua.  “ Sekarang,  jembatan ini bahkan seperti mempersatukan emosional warga Batu Sangkar dan Kabupaten Solok," ulas M.Nur Malin Majo Pakieh.
Bupati Solok mengharapkan jembatan Panjalangan dapat dimanfaatkan seutuhnya tahun 2014. Jembatan yang digagas pertama tahun  2006 pemerintah Kabuapten Solok, bisa diwujudkan dimasa kepemimpinan Syamsu Rahim.” Kita bersyukur dengan pembangunan jembatan Batang Ombilin ini, ruas jalan antara Rambatan dan Bukit Kanduang meningkat statusnya menjadi jalan Provinsi, “ ujar Syamsu Rahim.
Dalam masa pengerjaaan, anggota Komisi III DPRD Sumbar Ir. Bachtul bertekad untuk mengawal pembangunan sampai benar-benar memberi manfaat kepada kedua Daerah, Solok dan Tanah Datar. “  “ Pembanguna jembatan dan jalan ini sangat tinggi dampaknya terhadap peningkatan perekonomian di kawasan Kabupaten Solok dan Tanah Datar, “ kata Bachtul menyudahi.***