Tiga Politisi dari
Solok yang Mencuri Perhatian
Kalau sekarang dilakukan jajak pendapat di Kabupaten Solok
tentang politisi paling populer maka ada tiga nama yang akan muncul ke
permukaan, Bachtul, Israr Jalinus dan Nofi Candra. Bukan saja karena baliho
ketiganya tersebar hampir di semua sudut nagari di daerah ini, juga karena
perjuangan dan pernyataan ketiganya di media massa dan kehadirannya di
tengah-tengah masyarakat begitu intens.
Bachtul satu-satunya politisi yang saat
ini masih duduk di DPRD Provinsi Sumbar, dan kini mencalonkan diri untuk DPR RI
dari Partai Nasdem. Bachtul bisa tersenyum lega setelah Mahkamah Konstitusi
mengabulkan gugatan para caleg pindah partai. Melalui Surat keputusan MK Nomor
39/PUU-XI/2013 tertanggal 31 Juli 2013 Bachtul masih bisa bertahan di DPRD
Sumbar sekalipun ia pindah partai dari PBR ke Nasdem. Karena PBR tidak
termasuk peserta pemilu 2014.
“Alhamdulillah, saya masih di DPRD,”
ujarnya kepada Singgalang. Semula ia sudah bersiap-siap untuk
diganti. Sesuai dengan surat edaran KPU, ia pun sudah mengajukan surat
pengunduran diri. Namun dengan keluarnya keputusan MK, maka ia gagal di-PAW.
Bachtul bisa bertahan hingga masa jabatannya habis, sambil mempersiapkan diri
menuju DPR RI. Dalam tiga pemilu terakhir, perjuangan Bachtul termasuk penuh
liku.
Pada awalnya ia duduk di DPRD Sumbar
dari PBB, tetapi perjalanannya tidak mulus sampai akhir. Ia harus berputar
haluan. Bachtul pindah ke PBR. Sekalipun termasuk partai baru dan elektabilitasnya
tidak terlalu tinggi, Bachtul mampu membuktikan dirinya sebagai pilihan rakyat.
Buktinya melalui partai kecil inipun, ia kembali duduk di DPRD Sumbar untuk
periode kedua 2009-2014. Pada pemilu 2014, putra Kabupaten Solok ini kembali
harus menyeberang karena PBR tidak lolos sebagai peserta pemilu 2014. Ia pun
kembali menjatuhkan pilihan ke partai baru yakni Partai Nasdem.
Tidak berbeda jauh dengan Israr Jalinus,
yang kini sedang berjuang untuk kembali duduk di DPRD Sumbar melalui Partai
Gerindra. Padahal selama 10 tahun lebih Israr Jalinus termasuk politisi Partai
Amanat Nasional (PAN). Bukan anggota biasa, tetapi ia menjadi pemegang tampuk
pimpinan PAN di Kabupaten Solok dan menjadi pengurus inti di PAN Provinsi
Sumbar. Namun politik bukan matematika. Tidak selamanya ada jaminan dan
kepastian. Bahkan setahun menjelang masa pengabdiannya berakhir, puting beliung
menerpanya. Ia harus terpental dari kursi DPRD Sumbar, sekalipun ia sempat
menjadi Ketua Fraksi Amanat Nasional dan memimpin Komisi III di mana ia
bercokol selama ini.
Tidak lagi menjadi anggota DPRD Sumbar,
tidak serta merta mengakhiri kiprahnya di tengah-tengah masyarakat. Bagi warga
Kabupaten Solok, Israr Jalinus tetap saja tokoh yang dikagumi dan ditunggu
kehadirannya. Ia hadir di masjid, datang ke lapangan olahraga, bertemu dengan
para petani, berkunjung ke nagari tertinggal, dan tetap muncul ke permukaan.
Bukan untuk kampanye karena masa kampanye memang belum dimulai, tetapi untuk
memberikan bantuan. Ia bisa memberikan bantuan untuk pembangunan masjid atau
musala, mendanai turnamen dan berbagai perlombaan, dan tetap menyuarakan
pembebasan daerah tertinggal dan terisolir melalui pernyataannya. Karena
itulah, sekalipun tidak lagi duduk di DPRD Sumbar, masyarakat tetap
menempatkannya sebagai wakil rakyat karena selalu menyuarakan suara rakyat.
Dibanding Bachtul dan Israr Jalinus,
kehadiran Nofi Candra memang terbilang baru. Apalagi Nofi Candra bukanlah
anggota salah satu partai. Nofi Candra dikenal sebagai pengusaha muda sukses.
Kini ia mencoba mengadu nasib sebagai calon DPD (Dewan Pimpinan Daerah) dari
Sumbar. Ia menjadi sangat terkenal sejak memproklamirkan diri sebagai calon
anggota DPD RI.
Spanduk dan baliho Nofi Candra bukan
saja tersebar di berbagai sudud nagari di Kabupaten Solok, tetapi balihonya
juga ada di Kota Solok, Solok Selatan, Sijunjung, Tanah Datar, Sawahlunto dan
daerah lainnya di Sumbar. Ia memang termasuk calon DPD yang begitu gigih
memperkenalkan diri. Wajar hal ini dilakukan karena ia termasuk pendatang baru.
Jika ia berhasil maka akan menjadi sejarah tersendiri, dialah orang Solok
pertama yang menjadi anggota DPD.
Sekalipun berbeda partai dan berbeda
tujuan, tetapi ketiganya sering hadir bersamaan. Bachtul ingin ke DPR RI
bersama Nasdem, Israr Jalinus akan ke DPRD Sumbar melalui Gerindra, sementara
Naofi Candra berharap duduk di DPD RI melalui team yang solid.
Berbeda partai, berbeda tempat yang dituju, tetapi ketiganya sering hadir
bersamaan di berbagai kesempatan acara di Solok. Ketiganya juga sering
menyertai perjalanan Bupati Solok, H. Syamsu Rahim saat bertemu masyarakat.
Karena itulah, tiga politisi dari
Kabupaten Solok ini dikenal sebagai tiga serangkai yang saling melengkapi.
Akankah ketiganya bisa melaju ke tempat yang dituju, pilihan rakyatlah yang
akan menentukannya. (Waitlem-Singgalang)