SENTANA--Sentana menjeput
mimpi warga yang bermukim di hutan rimba, serombongan orang penting di Sumatera
Barat sepanjang hari Kamis (20/2) lalu, melintas alam menguak hutan belantara. Ruas jalan setapak
antara Alahan Panjang Kabupaten Solok dengan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan,
kemudian ditempuh selama 12 sampai 14 jam. " Padahal tadi diperkirakan
hanya selama 9 jam. Tetapi karena medannya memang relatif berat, kita
menembusnya hampir seharian," kata anggota DPRD Sumbar Ir. Bachtul.
Perjalanan yang lebih mendekati ekspedi
AlahanPanjanng -Bayang, dilakukan oleh mereka yang sebenarnya lebih menjiwai
warga pedalaman itu. Mereka terdiri dari 40 orang personl yang dipimpin Kepala
Dinas Pemukiman dan Prasarana Jalan
(Kimpraswil) Sumbar Ir. Suprapto berikut sejumlah pejabat lainnya sepeti Indra
Jaya, Dedi Rinaldi dan sejumlah PTK
Kimpraswil. Dalam rombongan ini, juga terlihat Sekretaris PU Kab. Solok Deni
Prihtani bersama Presiden PHL (Peduli
Hutan Lestari) Yuslir Mak Itam, berikut dua orang wakil rakyat dari komisi III
DPRD Sumbar Ir. Bachtul dan Mazwar Mashud.
Laksana napak
tilas diruas jalan yang dulu pernah dilakukan oleh Bupati Solok Gamawan Fauzi
(sekarang Mendagri), rombongan Ekspedisi Alahan Panjang-Pasar Baru tertatih
menembus belantara hutan. Jalan setapak yang dibuat mendadak itu, penuh
tanjakan dan turunan melintas Bukit Barisan.
Berbeda dengan misi Bupati Solok Gamawan Fauzi (kala
itu) berjalan kaki antara Bayang-Alahan Panjang lebih untuk mewujudkan program
relokasi penduduk Sariek Bayang ke Rimbo Data Kecamaatan Lembah Gumanti.
Tetapi kelompok ekspedisi Alahan
Panjang-Pasar Baru yang dipimpin Kepala Dinas Kimpraswil Sumbar ini, lebih sebagai bentuk pemahaman terhadap persoalan
peradaban masyarakat yang masih
dikungkung keterisolasian. Dengan melepaskan status sosialnya, semua merangkak
seperti merangkak mendaki bukit dan bersilonjor menurun jurang, hingga tertatih
menyeberang sungai. “ Alhamdulilah semua selamat sampai di nagari Limau_limau
Bayang, meski diantaranya ada yang ditandu karena kelelahan, “ ucap Deni
Prihatini.
Tidak ada yang menyesali terlibat dalam
ekspedisi Alahan Panjang-Pasar Baru Bayang itu. Semua yang pergi membelah hutan
belantara itu bahkan mengaku takjub dan beruntung dapat merasakan betapa
sulitnya jika menjadi masyarakat yang berdomisili dikawasan tersebut. “ Ini
pengalaman hebat dan tentu akan menjadi kenangan sepanjang hayat, “ ujar Yuslir
yang dua hari selepas ekspedisi tersebut masih merasakan rangkit-rangkit.
Bachtul dan Deni Prihatni menyebutkan, kesan
psikologis yang tinggi diperoleh dari perjalanan itu adalah ketika ratusan
masyarakat dari 4 nagari di kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan menyongsong kedatangan mereka. Dalam suasana
haru biru, warga dari nagari Pancung Taba, Muaro Aie, Limau-Limau dan
Bayang menyambut kehadiran rombongan
ekspedisi yang terpecah menjadi dua kelompok. Padahal mula masuk hutan, semua
rombongan tetap berada dalam satu
kelompok dan berdo’a di mulut jalan setapak di nagari Alahan Panjang.
Perjalanan dilakukan dengan semangat tinggi
sembari melakukan diskusi soal program
pembukaan jalan Pasar Baru-Alahan Panjang-Talang Babungo dan Kiliran Jao.
Program pembukaan jalan baru tersebut, menurut Deni Prihatni bakal menjadikan
kawasan Kabupaten Solok terbuka dari berbagai aspek ekonomi. Apalagi dengan
telah keluarnya surat Hutan Suaka Alam Margasatwa (HSAW) membuat jalur Pasar Baru-Alahan Panjang dan Kiliran
Jao yang termasuk dalam pengembangan
kawasan strategis akan semakin terbuka. “ Hampir selama 10 tahun Dinas
Kimpraswil Sumbar memperjuangkan HSAW ini, Kita tentu memberi apresiasi tinggi,
“ kata Deni.
Yusli Mak Itam dalam kapasitasnya sebagai
aktivis LSM memandang ekspedisi Alahan Panjang-Pasar Baru Bayang sangat
berarti. Terlebih ketika ia melihat kopmitmen Kepala Dinas Kimpraswil yang
begitu tinggi terhadap percepatan pembukaan ruas jalan itu, mendorong tumbuhnya semangat baru di kalangan
masyarakat. “ Kita akan menyaksikan perubahan besar dalam tata niaga hasil
produksi dan perekonomian bila nanti pembukaan jalan Alahan Panjang-Pasar baru terjud,” ujarnya.
Malam turun dirasakan begitu cepat di nagari
Pancung Taba dan Limau-Limau, kecamatan Bayang, Pessel. Sementara rombongan
ekspedisi Alahan Panjang-Pasar Baru yang dipimpin Kadis Kimpraswil dan dua anggota DPRD Sumbar lainnya (Bachtul
dan Mazwar Mashud) belum seluruhnya keluar dari balik bukit Sariek Bayang.
Masyarakat dari nagari-nagari di kecamatan
Bayang-Pessel, sebagian bahkan telah
menyongsong hingga ke batas daerah antara Kabupaten Solok dan Kabupaten Pessel.
Begitu bersua di perbatasan, anggota DPRD
Sumbar Ir. Bachtul yang juga calon DPR-RI nomor urut 1 dari partai Nasdem itu
mengaku terharu dengan sambutan masyarakat
kecamatan Bayang. Bahkan wali nagari Limau-limau yang ikut menyongsong
rombongan ekspedisi keluar dari hutan dan masuk ke nagari mereka, sampai
menangis saking bahagianya. “ Warga Pesisir Selatan dan Kabupaten Solok
tentunya sangat merindukan program jalan
baru ini terwujud.
Menanggapi
impian warga itu, rombongan
ekspedisi Alahan Panjang-Pasar Baru yang juga disambut oleh anggota DPRD
Sumbar lainnya, seeperti Zulkifli Jailani dari Gerindra, Saidal Masfiudin dari
Golkar dan Syafril Ilyas langsung
menggelar pertemuan mendadak dilokasi penyambutan rombongan. Para wakil rakyat di DPRD Sumbar ini kemudian
menyatakan komitmennya untuk memperjuangkan dana pembukaan jalan dimaksud. Kepala
Dinas Kimpraswil Parjal Suprapto bahkan pada kesempatan seperti melakukan
persentasi terhadap prosfektif jalan
baru itu dari aspek sosial, ekonomi dan budaya masyarakat.
Bachtul dengan tekad yang tinggi, akan terus
memperjuangkan program pembukaan jalan Pasar Baru Alahan Panjang-Kiliran Jao.
Pada tahun 2014 ini, ia bersama koleganya di lembaga DPRD Sumbar mengalokasikan
dana pembukaan jalan baru pada APBD Sumbar sebanyak Rp 4,5 miliar. “ Secara
bertahap pembukaan jalan ini terus
berproses. Hingga sekarang jumlah dana yang telah digunakan untuk pembukaan
jalan ini mencapai Rp 30 miliar. “ papar Bachtul yang
berjuang merintis kursi DPR-RI di
Senayan.******
Tidak ada komentar:
Posting Komentar